Hidup itu adalah perjuangan... ketika semangat juang itu
sudah tak ada, maka kita "tamat"
Kita seringkali galau, cemas, khawatir akan sesuatu yang
belum pasti akan terjadi pada diri kita,
sehingga membuat kita merasa seolah bahwa hidup kita akan segera
berakhir.
Ketika awal saya meninggalkan kampung halaman,
dunia saya berubah total..., saya merasa hidup saya seolah berakhir... tempat baru, teman baru, bahasa lokal yang
baru, budaya baru, semuanya jauh berbeda dengan kehidupan yang saya jalani
selama ini sampai saya mendapatkan pekerjaan ini sebagai seorang PNS di suatu
tempat di sebuah kampung di kaki gunung.
Beberapa bulan saya selalu bertanya kepada diri saya sendiri... bahkan
kepada Tuhan bahwa koq hidup saya seperti ini, rasanya hidup saya yang tadinya
ceria & sibuk koq berakhir seperti ini, walaupun memang tempat baru saya
ini tidaklah jauh dari ibukota (Jakarta) dan ketika saya butuh sesuatupun saya
tidak perlu pergi jauh untuk mendapatkannya.
Namun karena tempat baru saya ini sebenarnya menjadi ramai itu hanya di
akhir pekan, sehingga pada hari-hari kerja saya merasa "hampa"...
kesibukan kerja tidak banyak, pulang ke rumahpun paling menonton tv atau
membaca di dalam rumah "pavilium" kontrakan saya karena tidak memiliki teras atau halaman
untuk bisa sekedar duduk di luar. Sampai pada akhirnya saya mengeluh kepada
seorang teman yang kebetulan seorang psikolog melalui surat (hobby saya sejak
SD adalah koresponden), dan nasehatnya saya coba renungkan ber-hari2... bahwa
justru inilah awal hidup saya yang baru, saya harus selalu berdoa sambil
berusaha sebaik-baiknya dalam karier saya, dan nikmatilah dunia baru ini,
perubahan akan selalu datang, dan Alhamdulillah saya bisa "lolos"
dari "stres" saya waktu itu, walaupun kemudian dari rencana saya akan
tinggal disitu hanya setahun tidak tercapai.
Waktu itu saya sudah mengajukan pindah kembali ke kampung halaman saya
dan telah mendapat persetujuan di tempat yang dituju, namun ketika bos saya
ditempat tugas itu memberikan pandangan
untuk tidak langsung pulang kampung... saya dengan kesadaran sendiri mengembil
kesempatan itu, dan akhirnya sampai saat ini saya lebih memilih untuk tidak
kembali ke kampung halaman. Bahkan ketika satu dasawarsa yang lalu, problema
hidup yang hampir serupa pernah saya alami, namun saya berjuang untuk
mendapatkan hidup saya seperti yang saya inginkan, walaupun tidak akan persis
dengan yang saya inginkan, tapi saya yakin bahwa Tuhan memberikan yang terbaik untuk
saya karena apa yang baik menurut kita
belum tentu baik dimata Tuhan

No comments :
Post a Comment